Selasa, 23 Juni 2009

DISIPLIN KERJA

Pengertian disiplin kerja
Disiplin berasal dari akar kata “disciple“ yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturanorganisasi. Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti. Tindakan disipliner hanya dilakukan pada pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak dapat mematuhi praturan/prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan pasen secara langsung, oleh karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi

Bagaimana Langkah-langkah mendisplinkan diri
Jadikanlah diri Anda pemimpin yang lebih tegas terhadap dirinya sendiri.
Di dalam kesendirian kita, sebetulnya kita sudah mengetahui yang seharusnya kita lakukan; tetapi kita juga mengetahui bahwa kita sering tidak mampu mencegah diri kita sendiri dari melakukan yang tidak seharusnya kita lakukan. Ketahuilah bahwa kita tidak mungkin mencapai kefektifan tertinggi kita, bila kita sendiri tidak mengetahui mengapa kita melakukan yang harus kita lakukan dan, mengapa hal itu menjadi keharusan.
Untuk itu; Jadilah pribadi yang lebih lurus.Sebuah anak panah disebut anak panah, karena ia lurus. Bila tidak, maka ia hanya disebut sebagai sebuah batang bengkok yang menyerupai anak panah.Lalu, dia yang jalan-nya lurus, akan lebih cepat sampai. Sehingga dia, yang pribadinya menjanjikan perjalanan yang terpendek, akan dimuliakan dan dikedepankan sebagai penunjuk jalan.Tetapi kemudian, bila yang telah dikedepankan itu ternyata menjadi lebih tertarik kepada jalan-jalan yang tidak lurus; dia akan ditarik-hentak ke belakang, bahkan lebih jauh di belakang orang-orang yang tidak tahu arah perjalanannya, bersama mereka yang hanya merasa sudah sampai.Mulailah sekarang, periksalah sikap Anda dan jelaskan mengenai kemajuan yang Anda inginkan.

pergertian efektivitas dan efesiensi kerja
Efektif yaitu mengerjakan pekerjaan yang benar atau tepat efisien mengerjakan pekerjaan dengan benar atau tepat
Seringkali kita mendefinisikan EFEKTIF = EFISIEN. Padahal hal tersebut adalah sesuatu yang bertolak-belakang.
Di lingkungan global yang sangat kompleks dan penuh dengan tekanan ini maka tuntutan atas sikap mental EFEKTIF adalah lebih penting dibandingkan dengan EFISIEN.
Sikap mental EFEKTIF adalah kemampuan berfikir obyektif yang langsung mengarah pada sasarannya bukan pada prosesnya. Namun orang dengan kemampuan berfikir EFEKTIF akan mampu berfikir EFISIEN.
Bertolak belakang dengan sikap berfikir EFEKTIF, orang dengan pola mental EFISIEN cenderung melakukan sesuatu dengan pola/ritme/aturan/prosedur yang sudah tetap.
Orang yang berpola mental EFEKTIF akan cenderung memiliki keunggulan-keunggulan berikut:
Berfikir di luar kotak
Secara alami, orang-orang dengan pola mental EFEKTIF akan mencari jalan tercepat untuk mencapai sasarannya. Dengan demikian mereka akan cenderung berfikir di luar kotak dengan mencari bahkan merekayasa alternatif-alternatif pemecahan atas masalah yang ada.
Kreatif
Terkait dengan kemampuannya berfikir di luar kotak maka orang-orang berpola mental EFEKTIF akan memiliki daya kreatifitas yang tinggi. Salah satu faktor pendorongnya adalah naluri untuk selalu mencari secara jeli celah-celah yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai sasaran-sasarannya.
Mampu mengelola konflik dengan baik
Karena selalu memiliki kemampuan dalam mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk mencapai obyektifnya, orang dengan pola mental EFEKTIF akan mampu mengelola konflik yang muncul dengan baik.Alternatif-alternatif solusi atas masalah yang ditemukan oleh mereka dapat menjadi faktor-faktor pendukung dalam pengelolaan konflik yang baik.
Mampu bekerja sama dengan baik
Sehubungan dengan kemampuannya mengelola konflik dengan baik maka orang-orang dengan pola mental EFEKTIF akan mampu bekerja sama dengan baik. Tim yang terdiri atas orang-orang berpola mental EFEKTIF akan dapat menciptakan sinergi dan memberikan energi positif yang luar biasa sehingga dapat menghasilkan ide/karya yang inovatif.
Mampu bekerja di bawah tekanan dengan baik
Terkait dengan hal-hal sebelumnya maka orang-orang dengan sikap mental EFEKTIF akan mampu bekerja di bawah tekanan dengan baik. Kemampuan ini muncul karena didorong oleh sikap optimis mereka bahwa akan selalu ada alternatif solusi atas masalah yang ada.
Dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan dengan baik
Dengan terbentuknya sikap-sikap alami yang telah disebutkan sebelumnya, orang-orang berpola mental EFEKTIF akan relatif sukses menyesuaikan diri terhadap perubahan. Mereka memiliki kesadaran yang tinggi akan kenyataan yang ada sehingga tidak pernah ragu untuk melakukan perubahan atas sasaran-sasaran yang ingin dicapai secara lebih realistis.
Maka dapat dilihat bahwa orang-orang dengan pola mental EFEKTIF akan memiliki kemampuan untuk bekerja lebih cerdas bukan lebih keras.

Factor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
banyaknya faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan.
Enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, adalah :
1. Sikap kerja, seperti : kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work) dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim
2. Tingkat keterampilan yang ditentukan oleh pendidikan latihan dalam manajemen supervise serta keterampilan dalam tehnik industri
3. Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality control circles)
4. Manajemen produktivitas, yaitu : manajemen yang efesien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas
5. Efesiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.
Disamping hal tersebut terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah :
1. Sikap mental, berupa
1. Motivasi kerja
2. Disiplin kerja
3. Etika kerja
2. Pendidikan
Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingya produktivitas dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif
3. Keterampilan
Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup.
4. Manajemen
Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif.
5. Hubungan industrial pancasila
Dengan penerapan hubungan industrial pancasila, maka akan :
1. Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktifitas meningkat.
2. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dinamis sehingga menumbuhkan partisipasi dalam usaha meningkatkan produktivitas.
3. Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas.
6. Tingkat penghasilan
Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.
7. Jaminan sosial
Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan untuk menigkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja. Sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.
8. Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan dan iklim yang kerja yang baik akan mendorong pegawai akan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.
9. Sarana produksi
Mutu sarana produksi sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai.
10. Teknologi
Apabila teknologi yang dipakai tepat dan tingkatannya maka akan memungkinkan
1. Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi
2. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu
3. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa
Dengan memperhatikan hal termaksud, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas.
11. Kesempatan berprestasi
Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir atau pengembangan potensi yang pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar